Banjarmasin, Warta JITU — Aksi penolakan RUU KUHAP Jilid II di depan Gedung DPRD Kalimantan Selatan berlangsung semakin dinamis ketika Ketua DPRD Kalsel Supian HK akhirnya turun menemui mahasiswa. Setelah sebelumnya disebut tidak dapat hadir, Supian muncul menggunakan kursi roda dan langsung menarik perhatian massa. Meski tampak dalam kondisi tidak fit, ia memilih tetap berbicara di hadapan mahasiswa.
“Saya sakit, tapi tetap bisa menghadiri ananda sekalian, karena saya berkomitmen,”,ujarnya disambut riuh massa aksi.
Momen kehadiran pimpinan dewan itu membuka ruang negosiasi. Ketua BEM ULM, Adi Jayadi, didampingi Anzari, menyampaikan sejumlah tuntutan mahasiswa, termasuk permintaan maaf dari Sekretaris Dewan, Muhammad Jailani, yang dinilai telah melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu peserta aksi pada hari Senin lalu. Dalam penyampaiannya, Adi menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan.
“Kami meminta Sekwan meminta maaf secara terbuka karena kekerasan itu mencederai proses demokrasi,” kata Adi saat berdialog dengan pihak dewan.
Menanggapi tuntutan tersebut, anggota DPRD Kalsel Gusti Iskandar Sukma Alamsyah menyatakan bahwa laporan terkait tindakan Sekwan akan segera ditindaklanjuti secara kelembagaan. Ia meminta mahasiswa melengkapi kronologi dan keberatan mereka dalam bentuk surat resmi agar dapat diproses sesuai mekanisme internal DPRD.
“Iya, itu akan kami tindak lanjuti. Tolong nanti dibuatkan surat penjelasan, semacam klarifikasi tertulisnya. Biar kami bisa proses secara resmi,”ucapnya di hadapan massa.
Selain itu, Gusti juga memastikan bahwa pihaknya membuka ruang audiensi bagi mahasiswa.
“Kita sama-sama damai. Silakan bawa tuntutan kalian, kita masuk dan membicarakan bersama-sama,”katanya, meminta agar jalannya aksi tetap tertib.
Setelah kesepahaman awal tercapai, Adi Jayadi dan Anzari lebih dulu memasuki Gedung DPRD untuk mempersiapkan proses audiensi. Sementara itu, Jenderal Lapangan Yazid Arifani mengarahkan barisan massa agar rapi dan tidak menimbulkan dorongan di pintu gerbang. Ia menegaskan bahwa proses masuk harus tetap tertib.
“Kawan-kawan, tetap rapi, jangan dorong. Kita tunggu instruksi selanjutnya,”serunya kepada peserta aksi.
Tak lama kemudian, Yazid didekati oleh aparat untuk melakukan lobi singkat. Dalam pembicaraan itu, aparat meminta agar waktu penyampaian delegasi dibatasi dan teknis audiensi diatur agar tidak terjadi penumpukan di dalam gedung. Setelah lobi selesai, Yazid kembali ke barisan dan memberikan instruksi lanjutan untuk persiapan masuknya delegasi mahasiswa.
*berita ini lanjutan dari Breaking News
Penulis: Tim Redaksi Warta JITU
Penyunting: Berita dan Tulisan
