Bapak Gubernur Berhalangan Hadir, MITI Tetap Sukses Adakan Pembukaan BIYS Dialog Terbuka “Meratus dan Tenaga Terbarukan”

Sharing is Caring
       
  

Banjarmasin, (22/11) Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) menyelenggarakan beberapa rangkaian acara Borneo Internasional Youth Summit (BIYS) 2018 dengan mengangkat tema “Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Pembangunan Berkelanjutan.” Untuk penyelenggaraan BIYS 2018, UKM Penalaran dan Penelitian Forum Inovasi Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat berkesempatan menjadi tuan rumah acara bergengsi ini berkolaborasi dengan UKM FKIP Mengajar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Rangkaian acara BIYS 2018 berlangsung dari 22-25 November 2018.

Adapun acara pembukaan BIYS yaitu diadakannya Dialog Terbuka dengan tema “Meratus dan Energi Terbarukan” bertempat di Aula Rektorat Lantai 1 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Menghadirkan narasumber terkemuka seperti Bapak Surinto S.T (DPRD Provinsi KALSEL), Bapak DR.Ir. Natio Lasman (MITI), Bapak Kisworo Dwi Cahyono (Direktur Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan), dan Bapak H. Sahbirin Noor, S.Sos,.MH (Gubernur Kalsel) yang berhalangan hadir sebab beliau sedang ada tugas di tempat lain. “Dialog terbuka ini ialah acara pembukaan dari rangkaian kegiatan BIYS 2018. BIYS 2018 mempunyai 6 kegiatan di antaranya: pertama dialog terbuka dengan tema Meratus dan Energi terbarukan, kedua pembinaan Mitra dari MITI-KM, dilanjutkan di hari berikutnya yaitu Konferensi Pendidikan dan Persentasi lomba essay, hari sabtu kegiatan Seminar Beasiswa, dan ditutup dengan jalan-jalan (Field Trip) untuk tamu dari luar daerah maupun negara pada hari terakhir . MITI bekerja sama dengan UKM Penalaran dan Penelitian Forum Inovasi Mahasiswa yang dibantu oleh FKIP Mengajar dan Antasari Cendikia. Agenda ini ialah agenda 2 tahunan, namun saya harap agenda ini menjadi agenda tahunan dengan tema yang berbeda, kalaupun memang sama harus tetap berkaitan agar kita mampu mengedukasi masyarakat tentang kondisi dan mampu mengatasi permasalahan kita saat ini, khususnya pencerdasan mahasiswa dan generasi muda.” Ucap Ardiansyah, S.H selaku Koordinator Wilayah MITI di Kalimantan.

“Kendala yang di hadapi ialah pemberian waktu selama 8 minggu penggarapan rangkaian acara ini dengan modal awal hanya sebesar Rp500.000,00, sedangkan kegiatan yang di hadapi ialah kegiatan internasional. Kemudian kami membuka open recruitment volunteer seminggu setelah pembentukan kepanitiaan inti, dan syukur Alhamdulillah berhasil mengumpulkan 78 kepanitiaan dari berbagai daerah seperti Banjarbaru, Banjarmasin, Martapura yang berasal dari berbagai kampus yakni UNISKA MAB, UIN Antasari Banjarmasin, dan ada juga volunteer dari POLTEKKES Banjarmasin. Hal ini membuat karakteristik panitia yang berpartisipasi sangat heterogen sehingga ketua pelaksana harus bisa mengkoordinir para panitia dengan baik.” Ucap Arsil Maulana selaku Ketua Pelaksana BIYS 2018. “Kendala lainnya hampir tidak ada, hanya saja sungguh disayangkan sekali ketika pihak pemerintahan (Pemerintahan Provinsi KALSEL) tidak ada di sini, kami sih maunya Pak Birin ada di sini agar bisa mengklarifikasi semuanya, sehingga semua tuduhan masyarakat tentang meratus bisa terjawabkan di sini. Namun ternyata beliau berhalangan hadir sehingga semua sepakat pada hasil dialog yang telah diselenggarakan dimana Meratus harus diselamatkan dan sumber daya alam yang ada harus selalu di update teknologinya dengan cara yang bersih. Sebenarnya jika Bapak Gubernur dapat berhadir pasti acara ini akan semakin ramai.” Tambahnya.

“Acara ini sungguh luar biasa dan sangat bermanfaat bagi saya, hanya saja keterlambatan pembukaan acara yang seharusnya dimulai pukul 08.00 menjadi pukul 09.00 membuat saya agak jenuh menunggunya.” Keluh Zaini Mahasiswa PGSD selaku Peserta Dialog Terbuka.

Reporter:

Ainun Jariah, Angelica Naomi Firdaus

Penulis:

Ainun Jariah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *